Maaf,
Hujan semalam, sisakan pilihan antara kau dan aku
Antara beberapa jalan hidup
Yang bercabang cabang lalu mengakar di dadamu
engkau bukan ayat ayat Tuhan lagi
kalaupun aku bisa membawakanmu bejana cinta
lalu menumpahkan di rahimmu yang wangi
tetapi lembaran lembaran itu telah kering
dan Tuhan telah mengangkat pena-Nya
aku memang bodoh. Buatmu mati
Dalam perjalanan yang lengang
Beberapa demam tercecer di mukamu yang aneh
Dan kau meludahiku
Kemudian menangis..
Ponorogo, 2007
Selasa, 25 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar