Rabu, 26 Maret 2008

ksatria dunia

Ksatria dunia

Mimpi hina cerita dunia, tawanya sabur
Hambar tangis istri ksatria yang gugur

Di medan tempur;
Asap telah terbang di bawah kilatan pedang
Bau busuk bangkai para pejuang
Apa yang ia perbuat, langitpun membisu….

Episode hidup yang menipu
Tawa, tangis, bahagia, sedu sedan cerita pemainya

Berjalanlah! Engkau tidak tuli bukan?
Tangan Tuhan telah menyapamu semenjak pagi, wahai sketsa tua
Yang semakin redup. Lihatlah engkau lilin
Harap kekal sedangkan fajar telah tampak

Bukan kediaman engkau terus terdiam
“Tapi persinggahan untukmu berjuang”

Engkau sang ksatria, angkatlah pedang!
Cerita hampir usai dan engkau masih tersungkur
Jangan pura pura membusuk
Hambar tangis istri ksatria yang gugur

Bukankah engkau sering bercerita
Tentang nyawa tercerabut dan darah yang mengalir
Pedang yang garang “malaikat telah datang!”
Engkau juga bercerita “suatu ketika aku pernah terikat”

Gagak hitam terbang
Ksatria berjalan menghunus pedang
Gagah berani mengangkat panji
Disenja hari iapun jatuh tersungkur. Mati

Hujan air mata diatas pusaramu, ksatria, hanya penyejuk tanah
Taburan bunga hanya penghormatan
Taburan bunga hanya penghargaan
Bukan penyelamatan

Ponorogo, 2005

Tidak ada komentar: